Pendahuluan
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan dirinya sendiri.
1. PEMUDA
a. Pengertian pemuda
Pemuda diebut Juga generai muda. Dalam dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda yang termasuk pemuda adalah:
- Dari segi biologis pemuda adalah seseorang yang berusia 15-30 tahun
- Dari segi budaya pemuda adalah seseorang yang berusia 13-21 tahun ke atas
- Berdasarkan angkatan kera, pemuda adalah seeorang yang berusia 18-22 tahun
- Perencanaan modern, pemuda adalah seorang yang berusia 0-18 tahun
- Berdasarkan ideologis politis, pemuda adalah seseorang yang berusia 18-30 tahu - Berdasarkan ruang lingkup tempat, pemuda adalah seseorang yang berusia 25-30 tahun
b. Hakekat Kepemudaan
Dalam suatu pendekatan klasik pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang memiliki aspirasi sendiri dan bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Hakekat kepemudaa ditinjau dari dua asumsi pokok:
- Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia dimana mengalami tiga masa mulai dari anak-anak, anak muda dan orangtua. Setiap masa memiliki arti yang hanya dimengerti dan dapat dinilai pada masa itu saja.
- Posisi pemuda dalam kehidupan. Dinamika pemuda tidak dilihat sebagian dari dinamika kehidupan, hal ini disebabkan oleh angapan bahwa pemuda tidak hanya mempunyai andil yang berarti dalam proses kehidupan bersama masyarakat.
Dua asumsi di atas kiranya akan menggugurkan pandangan klasik yang mengganggap kehidupan pemuda sebagai suatu yang abnormal. Keseimbangan antara manusia dengan lingkungnnya akan menciptakan keseimbangan yang dinamis. Ini merupakan interaksi yang bergerak, arah gerak itu sendiri biasanya ke arah baik atau sebaliknya tergantung bagaimana manusia menghadapi lingkungan.
c. Masalah Kepemudaan
Masalah kepemudaan merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi. Masalah-masalah ini muncul akibat dari pendewasaan diri seseorang serta penyesuaian diri seseorang terhdap situasi yang baru. Dahulu anak-anak mendapat pendidikan tradisional yang berpedoman pada kebiasaan serta nilai budaya dari orangtuanya, namun sekarang mereka telah menentukan jalannya sendiri..
Dewasa ini kebanyakan pemuda secara biologis dan fisik telah dewasa, namun dalam hal psikologi dan ekonomi masih tergantung dengan orangtuanya.
Satu lagi contoh di masa sekarang kebanyakan pemuda telah berumah tangga di usia muda, dan belum dapat menafkahi diri sendiri, mereka masih tergantung pada orangtua.
Menurut pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, permasaahan pemuda dapat dilihat dari beberapa aspek:
♪ social psikologis : proses pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani dipengaruhi oleh perkembangan mental dan pengaruh pergaulan negative.
♪ Social budaya: proses modernisasi mempengaruhi pendewasaan diri. Benturan antara budaya tradisional dengan modern menimbulkan perbedaan pendapat dan pendapat antara generasi muda dan generasi tua.
♪ Sosial ekonomi: pertumubuhan penduduk yang cepat serta belum meratanya hasil pembangunan mengakibatkan bertambahnya penggangguran di kalangan pemuda. Kurangnya lapagan kerja menimbulakan frustasi.
♪ Social politik: pemuda dalam politik berkebang dan cenderung mengkuti infrastruktur politik yang hidup pada suatu periode tertentu. Akibatnya makin banyak hambatan di kalangan pemuda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan masalah yang menyangkut generasi muda antara lain:
- menurunnya jiwa idelaisme, patriotisme, dan nasionalisme
- ketidakpastian masa depan generasi muda - tidak seimbangannya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
- kurangnya lapangan kerja
- kurangnya nutrisi
- banyaknya perkawinan di bawah umur
- adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
- pergaulan bebas
- meningkatkan kenakalan remaja karena narkotika dan contoh perbuatan yang tidak patut dari orangtua.
d. Peranan Pemuda dalam Masyarakat
Peranan pemuda dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
☻ Berdasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berdasarkan peranannya dibedakan atas:
»pemuda sebagai individu penerus tradisi, oleh karena itu harus taat pada tradisi dan kebudayaan yang berlaku.
»Pemuda sebagai individu yang menyesuaikan diri baik dengan orangtua atau golongan yan berusaha mengubah tradisi
☻ Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berdasarkan peran pemuda dibedakan:
»pemuda urakan: jenis pemuda yang tidak bermaksug untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat, tetapi ingin bebas bagi dirinya sendiri
»pemuda nakal: pemuda ini tidak berniat mengadakan perubahan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan yang mereka yang anggap menguntungkan diri
☻ Pemuda radikal: pemuda-pemuda ini ingin mengadakan perubahan revolusioner.
Pera pemuda terlihat dahulu saat Indonesia menegakkan kemerdekaan. Beberapa peran pemuda antara lain:
»dalam menegakkan kemerdekaan: setelah proklamasi, pemuda membentuk organisasi
»dalam memplopori orde baru: pemberontakan PKI mempengaruhi kehidupan nyata, kemudian lahirlah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menadi pelopor mendobrak ke arah kehidupan baru yang dikenal dengan orde baru.
»dalam masyarakat:
☻ Agent of change yaitu brtugas mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat
☻ Agent of development yaitu bertugas melancarkan pembangunan disegala bidang baik fisik maupun non fisik.
☻ Agent of modernization yaitu bertugas sebagai pelopor pembaruan
2. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok dan masyarakat
a. Jenis sosialisasi
- sosialisasi primer (dalam keluarga): sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat
- sosialiasi skunder: proses sosialisasi lanjutan telah sosilisasi primer yang mempertahankan individu ke dalam kelompok tertentu
b. Tipe sosialisasi
- Formal: teradi melalui lembaga-lembaga yang berwenag menurut ketentuan yang berlaku dalam lembaga
- Informal: terdapat di mayarakat atau di dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan
c. Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Yang termasuk dalam agen sosialisasi adalah keluarga, teman pergaulan dan lembaga-lembaga pendidikan
3. Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
♣ Norma yang mengatur pribadi yang mncakup norma kepercyaan dan kesusilaan.
♣ Norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum
Belajar adalah perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belaar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan Spesialisasi adalah kekhususan yang tlah diukur oleh seseorang individu
4. Pemuda dan Identitas
Identitas apa yang diburu oleh pemuda Indonesia
Tak lama lagi delapan puluh tahun sudah terlewat para pemuda Indonesia mengikrarkan diri untuk bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yakni Indonesia. Ikrar ini mempunyai range yang sangat panjang dengan deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Boleh dikata kesadaran pemuda untuk menyatukan diri, berintegrasi dan berkonsolidasi untuk sebuah tujuan menjadi manusia mempunyai identitas dan merdeka menentukan nasibnya sendiri telah lahir.
Identitas ketertindasan dan keterjajahan tersandang pada kebanyakan negara-negara berkembang (miskin), termasuk Indonesia. Identitas inilah yang tidak enak dirasa dan didengar oleh kebanyakan rakyat. Eksploitasi daerah jajahan beserta isinya yang membuat rakyat tidak betah pada kondisi seperti ini. Oleh karena itu, format baru, identitas baru layak diburu dan diperjuangkan sebagai anti tesis atas identitas lama. Meski identitas baru memerlukan darah dan keringat (karena identitas baru bukan turun dari langit dengan tiba-tiba, tapi hasil ikhtiar rakyat). Udah tuh identitas yang diburu oleh pemuda pada saat-saat jaman dulu seperti itu. Alhasil ikhtiar pemuda untuk mewujudkan identitas baru tercapai. Yakni menjadi bangsa yang mampu menentukan nasibnya sendiri. Begitu pula pada tahun-tahun berikutnya, identitas terus diburu pemuda Indonesia hingga diproklamirkannya kemerdekaan negara ini. Meski hingga saat ini kemerdekaan yang sejati masih harus terus diburu?
Lantas apa yang harus dilakukan oleh pemuda saat ini. Merdeka sudah (anggap saja mulai tahun 1945), mengisi kemerdekaan? Seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah, pada pelajaran PMP/PPKn/Kewarganegaraan/PKn. Secara tekstual memang diajarkan dan diarahkan seperti itu, tapi kontekstualisasi masih jauh banget! Lama dan bertele-tele.
Realitas pemuda dalam menentukan identitas beda ruang dan waktu akan tentunya beda pula kontekstualisasinya. Tak banyak pemuda yang mempunyai prestasi untuk membusungkan dada bangsa ini, idetitas bangsa ini. Banyak pemuda yang notabene mempunyai pendidikan yang tinggi tapi justru mendekonstruksi rintisan identitas yang telah dilakukan oleh pemuda-pemuda yang heroik untuk mematri identitas masyarakat yang merdeka. Justru semakin banyak pemuda yang apriori terhadap kenyataan bangsa yang semakin hari semakin runyam. Perkataan seringkali muncul dari mulut, masalah negara urusan politisilah, urusan ekonomi yang kacau itu urusan para ekonom. Padahal banyak dari politisi (partai, pejabat, DPR) yang salah jalur, menelikung kepentingan rakyat. Ekonom yang meregulasikan tidak segaris dengan kebutuhan rakyat. Apa ya kita rela mempercayakannya? Apakah pemuda telah menyandang identitas frustasi? Makanya tidak perlu ikut-ikutan memikirkan urusan pemerintah. Makanya have fun saja. Persetan dengan urusan orang lain. Yang penting diri sendiri aman dan tentram. Muda, kaya dan mati masuk surga?
Hedonik! Cukup sudah. Apa iya kesenangan diri sendiri identitas pemuda Indonesia. Tapi identitas ini tak aneh. Apa yang mengindikasikannya. Melimpah ruah, berkembang pesat bisnis hiburan di tanah air. Inilah surganya para pebisnis hiburan, tapi apa ya menjadi surga bagi pemuda? Terlalu nyaman berburu hiburan melulu bisa jadi semakin lupa dengan kesusahan. Yang ada hanya kamuflase kesenangan.
5. Perguruan dan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh berbagai factor seperti kualitas sumber daya alam, sumber daya alam yang memadai, pemerintahan yang kuat dan sebagainya. Sumber daya manusia merupakan factor penting, manusia sebagai subek dan objek pembangunan. Dalam hal inilah pentingnya sebagai upaya menciptakan sumber daya alam yang berkualita. Pendidikan merupakan uaha adar dan terecana untuk mewuudkan suasana belajar dan proes pembelajaran agar peserta didik semua aktif mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Pendidikan dibedakan menadi:
a. Pendidikan formal: usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sekolah dengan mengikuti peraturan yang sudah ditentukan, termasuk perguruan tinggi
b. Pendidikan nonformal:pendidikan yang dilakukan secara teratur dan sadar namun tidak terlalu ketat mengikuti peraturan yang ada pada sekolah. Misalnya: PKK
c. Pendidikan informal: pendidikan yan diperoleh melalui pengalaman dalam kehidupan shari-hari baik sadar ataupun tidak adar seak seseorang lahir sampai tua
d. Lembaga-lembaga pendidikan di bawah departemen an non departemen, lembaga-lembaga ini disebut pusat pendidikan dan latihan
Dalam hal ini, perguruan tinggi bertanggung jawab untuk mengendalikan dan menjamin mutu pendidikan dengan standar ambang yang memadai. Ini berarti bahwa pergururan tinggi harus betul-betul menjaga mutu pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Mutu di perguruan tinggi merupakan tanggung jawab bersama di antara mahasiswa dan pengasuh perguruan tinggi melalui pengawasan satuan penjaminan mutu. Budaya belajar yang diwarisi dari sekolah dan diteruskan di perguruan tinggi masih perlu dilanjutkan oleh para lulusan di dalam kehidupan pascaperguruan tinggi.
Demikianlah melalui tanggung jawab bersama yang sinergis di antara sekolah dan perguruan tinggi diharapkan pendidikan kita dapat menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing bangsa seperti yang dicita-citakan oleh pemangku kepentingan di dalam pendidikan formal.
KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan dirinya sendiri.
1. PEMUDA
a. Pengertian pemuda
Pemuda diebut Juga generai muda. Dalam dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda yang termasuk pemuda adalah:
- Dari segi biologis pemuda adalah seseorang yang berusia 15-30 tahun
- Dari segi budaya pemuda adalah seseorang yang berusia 13-21 tahun ke atas
- Berdasarkan angkatan kera, pemuda adalah seeorang yang berusia 18-22 tahun
- Perencanaan modern, pemuda adalah seorang yang berusia 0-18 tahun
- Berdasarkan ideologis politis, pemuda adalah seseorang yang berusia 18-30 tahu - Berdasarkan ruang lingkup tempat, pemuda adalah seseorang yang berusia 25-30 tahun
b. Hakekat Kepemudaan
Dalam suatu pendekatan klasik pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang memiliki aspirasi sendiri dan bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Hakekat kepemudaa ditinjau dari dua asumsi pokok:
- Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia dimana mengalami tiga masa mulai dari anak-anak, anak muda dan orangtua. Setiap masa memiliki arti yang hanya dimengerti dan dapat dinilai pada masa itu saja.
- Posisi pemuda dalam kehidupan. Dinamika pemuda tidak dilihat sebagian dari dinamika kehidupan, hal ini disebabkan oleh angapan bahwa pemuda tidak hanya mempunyai andil yang berarti dalam proses kehidupan bersama masyarakat.
Dua asumsi di atas kiranya akan menggugurkan pandangan klasik yang mengganggap kehidupan pemuda sebagai suatu yang abnormal. Keseimbangan antara manusia dengan lingkungnnya akan menciptakan keseimbangan yang dinamis. Ini merupakan interaksi yang bergerak, arah gerak itu sendiri biasanya ke arah baik atau sebaliknya tergantung bagaimana manusia menghadapi lingkungan.
c. Masalah Kepemudaan
Masalah kepemudaan merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi. Masalah-masalah ini muncul akibat dari pendewasaan diri seseorang serta penyesuaian diri seseorang terhdap situasi yang baru. Dahulu anak-anak mendapat pendidikan tradisional yang berpedoman pada kebiasaan serta nilai budaya dari orangtuanya, namun sekarang mereka telah menentukan jalannya sendiri..
Dewasa ini kebanyakan pemuda secara biologis dan fisik telah dewasa, namun dalam hal psikologi dan ekonomi masih tergantung dengan orangtuanya.
Satu lagi contoh di masa sekarang kebanyakan pemuda telah berumah tangga di usia muda, dan belum dapat menafkahi diri sendiri, mereka masih tergantung pada orangtua.
Menurut pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, permasaahan pemuda dapat dilihat dari beberapa aspek:
♪ social psikologis : proses pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani dipengaruhi oleh perkembangan mental dan pengaruh pergaulan negative.
♪ Social budaya: proses modernisasi mempengaruhi pendewasaan diri. Benturan antara budaya tradisional dengan modern menimbulkan perbedaan pendapat dan pendapat antara generasi muda dan generasi tua.
♪ Sosial ekonomi: pertumubuhan penduduk yang cepat serta belum meratanya hasil pembangunan mengakibatkan bertambahnya penggangguran di kalangan pemuda. Kurangnya lapagan kerja menimbulakan frustasi.
♪ Social politik: pemuda dalam politik berkebang dan cenderung mengkuti infrastruktur politik yang hidup pada suatu periode tertentu. Akibatnya makin banyak hambatan di kalangan pemuda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan masalah yang menyangkut generasi muda antara lain:
- menurunnya jiwa idelaisme, patriotisme, dan nasionalisme
- ketidakpastian masa depan generasi muda - tidak seimbangannya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
- kurangnya lapangan kerja
- kurangnya nutrisi
- banyaknya perkawinan di bawah umur
- adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
- pergaulan bebas
- meningkatkan kenakalan remaja karena narkotika dan contoh perbuatan yang tidak patut dari orangtua.
d. Peranan Pemuda dalam Masyarakat
Peranan pemuda dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
☻ Berdasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berdasarkan peranannya dibedakan atas:
»pemuda sebagai individu penerus tradisi, oleh karena itu harus taat pada tradisi dan kebudayaan yang berlaku.
»Pemuda sebagai individu yang menyesuaikan diri baik dengan orangtua atau golongan yan berusaha mengubah tradisi
☻ Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berdasarkan peran pemuda dibedakan:
»pemuda urakan: jenis pemuda yang tidak bermaksug untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat, tetapi ingin bebas bagi dirinya sendiri
»pemuda nakal: pemuda ini tidak berniat mengadakan perubahan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan yang mereka yang anggap menguntungkan diri
☻ Pemuda radikal: pemuda-pemuda ini ingin mengadakan perubahan revolusioner.
Pera pemuda terlihat dahulu saat Indonesia menegakkan kemerdekaan. Beberapa peran pemuda antara lain:
»dalam menegakkan kemerdekaan: setelah proklamasi, pemuda membentuk organisasi
»dalam memplopori orde baru: pemberontakan PKI mempengaruhi kehidupan nyata, kemudian lahirlah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menadi pelopor mendobrak ke arah kehidupan baru yang dikenal dengan orde baru.
»dalam masyarakat:
☻ Agent of change yaitu brtugas mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat
☻ Agent of development yaitu bertugas melancarkan pembangunan disegala bidang baik fisik maupun non fisik.
☻ Agent of modernization yaitu bertugas sebagai pelopor pembaruan
2. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok dan masyarakat
a. Jenis sosialisasi
- sosialisasi primer (dalam keluarga): sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat
- sosialiasi skunder: proses sosialisasi lanjutan telah sosilisasi primer yang mempertahankan individu ke dalam kelompok tertentu
b. Tipe sosialisasi
- Formal: teradi melalui lembaga-lembaga yang berwenag menurut ketentuan yang berlaku dalam lembaga
- Informal: terdapat di mayarakat atau di dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan
c. Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Yang termasuk dalam agen sosialisasi adalah keluarga, teman pergaulan dan lembaga-lembaga pendidikan
3. Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
♣ Norma yang mengatur pribadi yang mncakup norma kepercyaan dan kesusilaan.
♣ Norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum
Belajar adalah perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belaar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan Spesialisasi adalah kekhususan yang tlah diukur oleh seseorang individu
4. Pemuda dan Identitas
Identitas apa yang diburu oleh pemuda Indonesia
Tak lama lagi delapan puluh tahun sudah terlewat para pemuda Indonesia mengikrarkan diri untuk bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yakni Indonesia. Ikrar ini mempunyai range yang sangat panjang dengan deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Boleh dikata kesadaran pemuda untuk menyatukan diri, berintegrasi dan berkonsolidasi untuk sebuah tujuan menjadi manusia mempunyai identitas dan merdeka menentukan nasibnya sendiri telah lahir.
Identitas ketertindasan dan keterjajahan tersandang pada kebanyakan negara-negara berkembang (miskin), termasuk Indonesia. Identitas inilah yang tidak enak dirasa dan didengar oleh kebanyakan rakyat. Eksploitasi daerah jajahan beserta isinya yang membuat rakyat tidak betah pada kondisi seperti ini. Oleh karena itu, format baru, identitas baru layak diburu dan diperjuangkan sebagai anti tesis atas identitas lama. Meski identitas baru memerlukan darah dan keringat (karena identitas baru bukan turun dari langit dengan tiba-tiba, tapi hasil ikhtiar rakyat). Udah tuh identitas yang diburu oleh pemuda pada saat-saat jaman dulu seperti itu. Alhasil ikhtiar pemuda untuk mewujudkan identitas baru tercapai. Yakni menjadi bangsa yang mampu menentukan nasibnya sendiri. Begitu pula pada tahun-tahun berikutnya, identitas terus diburu pemuda Indonesia hingga diproklamirkannya kemerdekaan negara ini. Meski hingga saat ini kemerdekaan yang sejati masih harus terus diburu?
Lantas apa yang harus dilakukan oleh pemuda saat ini. Merdeka sudah (anggap saja mulai tahun 1945), mengisi kemerdekaan? Seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah, pada pelajaran PMP/PPKn/Kewarganegaraan/PKn. Secara tekstual memang diajarkan dan diarahkan seperti itu, tapi kontekstualisasi masih jauh banget! Lama dan bertele-tele.
Realitas pemuda dalam menentukan identitas beda ruang dan waktu akan tentunya beda pula kontekstualisasinya. Tak banyak pemuda yang mempunyai prestasi untuk membusungkan dada bangsa ini, idetitas bangsa ini. Banyak pemuda yang notabene mempunyai pendidikan yang tinggi tapi justru mendekonstruksi rintisan identitas yang telah dilakukan oleh pemuda-pemuda yang heroik untuk mematri identitas masyarakat yang merdeka. Justru semakin banyak pemuda yang apriori terhadap kenyataan bangsa yang semakin hari semakin runyam. Perkataan seringkali muncul dari mulut, masalah negara urusan politisilah, urusan ekonomi yang kacau itu urusan para ekonom. Padahal banyak dari politisi (partai, pejabat, DPR) yang salah jalur, menelikung kepentingan rakyat. Ekonom yang meregulasikan tidak segaris dengan kebutuhan rakyat. Apa ya kita rela mempercayakannya? Apakah pemuda telah menyandang identitas frustasi? Makanya tidak perlu ikut-ikutan memikirkan urusan pemerintah. Makanya have fun saja. Persetan dengan urusan orang lain. Yang penting diri sendiri aman dan tentram. Muda, kaya dan mati masuk surga?
Hedonik! Cukup sudah. Apa iya kesenangan diri sendiri identitas pemuda Indonesia. Tapi identitas ini tak aneh. Apa yang mengindikasikannya. Melimpah ruah, berkembang pesat bisnis hiburan di tanah air. Inilah surganya para pebisnis hiburan, tapi apa ya menjadi surga bagi pemuda? Terlalu nyaman berburu hiburan melulu bisa jadi semakin lupa dengan kesusahan. Yang ada hanya kamuflase kesenangan.
5. Perguruan dan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh berbagai factor seperti kualitas sumber daya alam, sumber daya alam yang memadai, pemerintahan yang kuat dan sebagainya. Sumber daya manusia merupakan factor penting, manusia sebagai subek dan objek pembangunan. Dalam hal inilah pentingnya sebagai upaya menciptakan sumber daya alam yang berkualita. Pendidikan merupakan uaha adar dan terecana untuk mewuudkan suasana belajar dan proes pembelajaran agar peserta didik semua aktif mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Pendidikan dibedakan menadi:
a. Pendidikan formal: usaha-usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sekolah dengan mengikuti peraturan yang sudah ditentukan, termasuk perguruan tinggi
b. Pendidikan nonformal:pendidikan yang dilakukan secara teratur dan sadar namun tidak terlalu ketat mengikuti peraturan yang ada pada sekolah. Misalnya: PKK
c. Pendidikan informal: pendidikan yan diperoleh melalui pengalaman dalam kehidupan shari-hari baik sadar ataupun tidak adar seak seseorang lahir sampai tua
d. Lembaga-lembaga pendidikan di bawah departemen an non departemen, lembaga-lembaga ini disebut pusat pendidikan dan latihan
Dalam hal ini, perguruan tinggi bertanggung jawab untuk mengendalikan dan menjamin mutu pendidikan dengan standar ambang yang memadai. Ini berarti bahwa pergururan tinggi harus betul-betul menjaga mutu pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Mutu di perguruan tinggi merupakan tanggung jawab bersama di antara mahasiswa dan pengasuh perguruan tinggi melalui pengawasan satuan penjaminan mutu. Budaya belajar yang diwarisi dari sekolah dan diteruskan di perguruan tinggi masih perlu dilanjutkan oleh para lulusan di dalam kehidupan pascaperguruan tinggi.
Demikianlah melalui tanggung jawab bersama yang sinergis di antara sekolah dan perguruan tinggi diharapkan pendidikan kita dapat menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing bangsa seperti yang dicita-citakan oleh pemangku kepentingan di dalam pendidikan formal.
KESIMPULAN
Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
0 Responses to "Pemuda dan Sosialisasi"
Posting Komentar